Retret Misdinar 2015! SELFIE!
Sudah
sangat lama kami, para Misdinar Santa Clara yang akrab disebut Mistara ingin
mengadakan kegiatan pemantapan misdinar. Kegiatan pemantapan terakhir diadakan
di tahun 2003. Sudah lama sekali kan? Maka dari itu, sejak tahun lalu, kami
kembali bercita-cita untuk mengadakan retret pemantapan lagi. Kami sadar, bahwa
kami tidak hanya butuh niat, tapi juga usaha, doa, kerja keras, dan restu dari
semua pihak. Dan akhirnya, salah satu cita-cita kami boleh terjadi, Retret
Misdinar 2015!
Jumat, 26 Juni 2015
Pukul
12.00 kami berkumpul di kapel Wisma Asri untuk menerima berkat dari Pastor
Nestor. Setelah itu, kami berangkat ke Tegal untuk menjemput teman-teman Putra-Putri
Altar Hati Kudus Yesus (PPA HKY) yang akan mengikuti retret bersama kami. Setelah
sampai di Tegal, kami disambut dengan sangat baik oleh orangtua, pastor paroki
HKY, suster dan tentunya teman-teman PPA HKY. Para pembina Mistara membagikan nametag kepada para anggota kelompok dan
setelah selesai kami bersama-sama menyanyikan lagu “Hari Ini Kurasa Bahagia”,
karena memang saat itu, kami semua sangat berbahagia bisa berkumpul dengan
saudara-saudara seiman.
PPA
HKY ternyata telah menyiapkan penampilan untuk menyambut kami. Mereka
menyanyikan lagu mars dan yel-yel PPA HKY. Karena tidak mau kalah, Mistara pun
ikut tampil dan lagu Mars Putra-Putri Altar dan yel-yel khas Mistara. Salah
satu anggota Mistara, Vincent, juga
menampilkan bakatnya untuk stand up
comedy loh.
Sekitar
pukul 22.00 kami melanjutkan perjalanan ke Sendangsono. Sambil mengisi waktu
luang di perjalanan, kami juga melakukan sharing
dengan Pastor Nestor terkait suka-duka selama menjadi Misdinar di paroki
Santa Clara. Namun karena sudah larut malam, akhirnya kami tertidur di bis.
Sabtu, 27 Juni 2015
Akhirnya
kami sampai di Pasar Bendo dan akan segera sampai ke tempat tujuan kami,
Sendangsono! Saat itu waktu baru menunjukkan pukul 04.00 WIB loh. Kami menunggu
mobil transit yang akan membawa kami ke lokasi peziarahan Gua Maria Sendangsono
sambil mengantuk namun excited karena
sudah dekat dengan lokasi retret.
Sesampainya
di Sendangsono, kakak-kakak panitia sudah menunggu dan mengarahkan kami untuk
berkumpul di depan Gua Maria. Setelah briefing
singkat dan pembagian buku acara, kami diperbolehkan untuk mempersiapkan
diri untuk mengikuti sesi di rumah penginapan. Kami harus segera berkumpul
kembali karena akan ada pembukaan retret di Kapel Para Rasul.
Ketika
kami semua sudah berkumpul, datanglah teman-teman Misdinar Promasan yang juga akan
ikut bergabung di acara retret ini. Wah.. Kami mendapat sambutan yang sangat
istimewa oleh teman-teman Misdinar promasan loh. Mereka bermain musik akustik
dan bernyanyi bersama. Ga kalah keren deh sama penampilan Mistara kemarin.
Hehehe.. Setelah Misdinar Promasan tampil, mereka juga dibagikan nametag dan segera berkumpul dengan
teman-teman sekelompoknya.
Acara
pembukaan diawali dengan penentuan kesepakatan bersama-sama, pengumpulan gadget, dan pengenalan beberapa tradisi.
Selama disana, kami dibagikan sebuah biskuit tipis yang harus kami jaga dan
menjadi nyawa kami. Selain itu, kakak-kakak panitia juga menyiapkan amplop yang
bertuliskan nama kami masing-masing. Untuk apa? Amplop ini akan menjadi tempat
surat-surat yang dikirimkan dari kami untuk teman-teman kami. Surat ini menjadi
salah satu bentuk berbagi, sesuai dengan tema retret kami, SELFIE with God (Share love, faith, and everything with God).
Hal-hal sederhana yang bisa kami bagikan lewat surat ini misalnya pujian,
ucapan terima kasih, apresiasi, dan hal-hal lain. Seru loh ternyata berkirim
surat seperti ini.
Setelah
makan pagi, Misdinar Promasan menemani kami berkeliling Sendangsono dan mereka
menjelaskan sejarah tempat ini kepada kami. Dialek mereka yang sangat kental
terkadang membuat cerita mereka bertambah lucu. Jalan-jalan ini termasuk dalam
kegiatan sesi loh. Sesi pertama ini mau mengingatkan kami bahwa Allah selalu
berkarya dengan caraNya yang luar biasa dan kami diajak bersyukur karena
penyelenggaraan Allah lewat panggilan hidup kekatolikan di Sendangsono, juga
karena Allah telah memanggil kami.
Sesi
berikutnya dimulai di sore hari. Kami diberi waktu untuk berbagi cerita dan
pengalaman menjadi misdinar dengan PPA HKY dan Promasan. Sayangnya, beberapa
teman masih malu-malu untuk membagikan ceritanya menjadi misdinar. Setelah
bercerita dan makan malam, kami masuk ke dalam renungan tentang cinta orangtua.
Wah, rasanya langsung kangen sama mama papa di rumah. Banyak peserta yang
meneteskan air mata setelah mendengar cerita dari Pak Sonny. Ternyata beberapa
orangtua kami juga menitipkan surat cinta buat kami loh. Tambah nangis deh…
Acara
hari pertama ditutup dengan ibadat completorium
dengan nyanyian Taize. Kami semua berkumpul mengelilingi salib milenium
besar dan berdoa bersama sambil menyanyikan beberapa lagu taize. Kami bersyukur
atas pendampingan dan penyelenggaraan Tuhan sehingga kami boleh sampai di
tempat ini.
Minggu, 28 Juni 2015
Jam
04.00 pagi, kami dibangunkan oleh kakak-kakak panitia dan para mama untuk mempersiapkan
diri mengikut misa di gereja Promasan. Ketika sampai di gereja Promasan kami
pun mengikuti misa dengan baik, walaupun sambil terkantuk-kantuk. Selesai misa,
tak lupa kami berfoto bersama di depan gereja untuk kenang-kenangan. Setelah
selesai berfoto, kami makan pagi bersama di halaman gereja dan mempersiapkan
diri mengikuti kegiatan outdoor.
Sebelum
memulai permainan, panitia mengajak kami untuk menyanyikan yel setiap kelompok
dan bermain bersama. Kebanyakan dari kami sukses ditipu oleh panitia karena
tidak membaca soal permainan sampai selesai. Lalu kami bermain “Kacang
Panjang”, yaitu games untuk membuat kelompok terpanjang dari segala benda yang
melekat di tubuh kami. Di setiap pos, panitia menyediakan dua buah permainan,
baik yang terkait dengan pengetahuan liturgi maupun tentang character and team building. Kami diajak
untuk mengingat kembali pengetahuan liturgi dan diajak untuk saling
bekerjasama, percaya, berkomunikasi, dan mendengarkan orang lain.Tidak terasa
kami sudah bermain selama hampir 6 jam di area outdoor. Setelah bermain, kami kembali ke lapangan yang berada di samping
gereja Promasan untuk final games, yaitu
waterwar. Wah.. ini acara yang paling
seru! Kami harus melindungi lilin dan air dalam gelas aqua agar tidak mati dan
air tidak tumpah, sementara itu para kakak panitia akan menyirami kami dengan
air dan bubuk berwarna. Akhirnya kami saling melempar bubuk warna dan saling menyiram
satu sama lain. Wajah dan pakaian kami menjadi berwarna-warni. Seru sekali!
Setelah
lelah bermain, kami kembali ke tempat penginapan untuk membersihkan diri dan
segera berkumpul berkumpul lagi untuk membuat Rosario. Rosario yang kami buat
adalah terbuat dari tali yang dililit-lilit. Dengan sabar, teman-teman misdinar
Promasan mengajari kami cara membuat rosario tersebut. Acara makan malam
bersama hari ini juga dibuat lebih seru. Kami makan bersama sambil saling
menyuapi agar menambah kebersamaan dan rasa kekeluargaan kami. Sesudah semua
selesai makan, kami berkumpul kembali untuk persiapan jalan salib agung.
Kami
kembali berjalan ke gereja Promasan untuk memulai perhentian jalan salib kami. Jalan
salib diawali dengan doa dan renungan. Setelah itu, kami dibagi dalam
kelompok-kelompok untuk memulai jalan salib. Pada jalan salib ini, kami sangat
merasakan betapa besar cinta Tuhan terhadap umat manusia sehingga Ia merelakan
nyawaNya dikayu salib untuk menebus dosa manusia dan untuk membalas cintaNya
itu, kami mau menyerahkan diri untuk menjadi putra-putri yang mau dengan rendah
hati melayani altar kudusNya. Sebelum tidur, kami berkumpul bersama untuk
sekedar ngobrol dan saling melempar canda. Tak terasa sudah 3 hari bersama.
Wah.. Saya jadi kangen saat-saat itu. Karena sudah hampir pukul 02.00 pagi kami
pun tidur.
Minggu, 29 Juni 2015
Hari
terakhir di Sendangsono. Pagi ini kami akan merayakan misa pengutusan yang dipimpin
oleh Romo Santo. Semua petugas liturgi hari ini adalah para peserta retret.
Walaupun tidak sempat latihan, semua petugas liturgi dapat bertugas dengan
sangat baik. Di akhir misa, kakak-kakak
panitia memberikan video yang berisi rangkuman kegiatan selama 3 hari ini.
Setelah selesai, kami pun berfoto bersama.
Usai
makan pagi, kami segera membereskan barang-barang kami dan segera beranjak ke
tempat berikutnya, yakni Sendang Jatiningsih dan Candi Hati Kudus Yesus,
Ganjuran.
Selesai
sudah acara yang kami nanti kan selama lebih dari 10 tahun ini. Kami pulang
membawa banyak pengalaman berharga. Kami menyadari bahwa kami mempunyai
keluarga kedua yang sangat mencintai satu sama lain. Kami semakin sadar bahwa
kami ada di sini menjadi Putra-putri altar karena Tuhan sendiri yang memilih kami
dan dengan segala kerendahan hati, kami mau belajar untuk terus setia dan tak
akan pernah lelah untuk melayani altar kudus Allah.
Berbagai
cara telah kami lalui demi terlaksananya acara ini. Mulai dari berjualan baju
bekas di Seroja setiap hari Sabtu, berdagang di CFD Summarecon, mengisi koor
saat misa, berjualan di depan kapel setiap minggu, dan masih banyak lagi. Kerja
keras kami akhirnya terbayar dengan kebersamaan di Sendangsono.
Yang
utama dan terutama, keluarga besar Mistara mengucap puji dan syukur kepada
Allah Tritunggal Mahakudus dan para malaikat yang selalu berada dekat kami dan
memberikan segala pertolonganNya yang luar biasa agar terlaksananya acara ini.
Terimakasih
untuk Pastor Paroki St. Clara, Pastor Raymundus yang mengizinkan kami
melaksanakan retret ini dan terimakasih Pastor Nestor yang sudah meluangkan
waktunya untuk mendampingi kami. Terimakasih juga untuk dewan paroki dan
seluruh umat Santa Clara yang setiap minggu menyisihkan rezekinya untuk membeli
dagangan kami tiap selesai misa di depan kapel. Terimakasih untuk para
pendamping Mistara yang selalu mendampingi Mistara dengan sangat sabar
mewujudkan ini semua. Terimakasih para papa- mama yang selalu mendukung kami,
khususnya untuk para papa-mama yang ikut mendampingi ke Sendangsono.
Terimakasih para kakak panitia yang sudah membuat acara ini dan meluangkan waktu
liburan untuk rapat dan membantu kami mencari dana. Terimakasih juga untuk seluruh
keluarga besar Misdinar Santa Clara yang turut membantu terlaksananya acara
ini.
“Bukan
hanya sanggup dan bersedia melaksanakan tugas pelayanan di depan altar kudus
tapi juga mengutamakan sikap diri yang sopan dan santun, rela berkorban tanpa
pamrih, jujur dan sederhana, rendah hati dan bersahabat dalam melayani dengan
penuh cinta serta memupuk kekeluargaan antar sesama. Terus semangat melayani,
Mistara! Tuhan membutuhkanmu untuk melayani didepan Altar KudusNya.”
(penulis:
Caroline Natalia Agatha, Mistara 2009)
Berikut
pendapat teman-teman mistara tentang retret 2015
Retret
nya bikin ketagihan.. bikin semua misdinar jadi tambah akrab apalagi dapat
teman baru dari tegal dan promasan.. akhirnya acara yang udah ditunggu dari 6
tahun yang lalu kesampaian juga.. bikin makin cinta lah sama Misdinar Clara!
–Caroline Mistara2009-
Akhirnya
setelah sekian lama retret mistara diadakan kembali. Senang rasanya kita bisa
melaksanakan retret bersama 3 paroki. Semoga setelah retret ini baik paroki St.
Clara, HKY, maupun Promasan semakin baik dalam pelayanan di altar. Semoga tahun
berikutnya bisa terlaksana kembali retretnya –Lusiana Mistara 2009-
Menurut
saya, retret mistara 2015 dapat membuat kita lebih aktif, dapat menjalin
persaudaraan lebih akrab, dan dapat berbagi pengalaman sesama misdinar –Thomas
Mistara2008-
Retret
di Sendangsono kemarin sangat berkesan. Selain mendapat teman baru, saya juga
mendapat banyak sekali pengalaman yang berguna untuk menjadi misdinar yang
lebih baik lagi –Gaby Mistara 2011-
Menurut
saya retret yang kemarin kita jalani sangat seru. Banyak kegiatan yang menuntut
kita untuk saling bekerjasama dan saling berbagi satu sama lain –Michella
Mistara2009-
Menurut
saya retret kemarin seru banget! Banyak kegiatan yang menarik. Yang paling
berkesan itu saat jalan salib. Kita diajak untuk merasakan sengsara Tuhan kita
Yesus Kristus dan merenungkannya lebih dalam –Grace Mistara2008-
Menurut
saya retret yang telah kita jalani semakin memacu pertumbuhan iman kita sebagai
katolik daan semakin mengerti arti sebuah pelayanan yang tulus dan iklas –Leo
Mistara2008-
Menyenangkan
dan membuat saya lebih mantab dalam pelayanan –Shanndy Mistara 2011-